Wali songo yang ada di bumi
jawa, juga merupakan salah satu putra dari Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji,
beliu adalah Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan atau lebih dikenal dengan sebutan
Sunan Kudus. Istri pertama Sunan kudus adalah Dewi Ruhil, juga menikah dengan
putri Pangeran Husein, Pecattanda Terung. Beliu lahir sekitar lahir sekitar
1500an Masehi
Putra Putri Sunan Kudus
Nyai Ageng Pembayun,
Panembahan Palembang, Panembahan Mekaos Honggokusumo, Panembahan Qadhi,
Panembahan Karimun, Panembahan Joko, Ratu Pakojo, dan Ratu Prodobinabar.
Silsiah Sunan Kudus
Sunan Kudus bin Sunan
Ngudung bin Fadhal Ali Murtadha bin Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Jamaluddin
Al-Husain bin Ahmad Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi
Ammil Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin
Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin
Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin
bin Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah.
Beliu pernah berguru kepada Kiai
Telingsing, Ki Ageng Ngerang dan Sunan Ampel.
Baca juga:
Berikut sekelumit kisah
Sunan kudus bersama Masyaraka Hindu.
Sunan Kudus atau Ja’far Sodiq membeli seekor sapi (dalam
riwayat lain disebut Kebo Gumarang). Sapi tersebut berasal dari India, dibawa
para pedagang asing dari kapal besar. Sapi itu ditambatkan dihalaman rumah
Sunan Kudus. Rakyat Kudus yang kebanyakan beragama Hindu itu tergerak hatinya,
ingin tahu apa yang akan dilakukan Sunan Kudus terhadap sapi itu. Sapi dalam
pandangan Hindu adalah hewan suci yang menjadi kendaraan para dewa. Menyembelih
sapi adalah perbuatan dosa yang dikutuk para dewa. Lalu apa yang dilakukan
Sunan Kudus? Apakah Sunan Kudus hendak menyembelih sapi di hadapan rakyat yang
kebanyakan justru memujanya dan menganggap binatang keramat. Itu berarti Sunan
Kudus melukai hati rakyatnya sendiri. Dalam tempo singkat halaman rumah Sunan
Kudus dibanjiri rakyat, baik yang beragama Islam maupun Budha. Setelah jumlah
penduduk yang datang bertambah banyak, Sunan Kudus keluar dari dalam rumahnya.
“Sedulur-sedulur yang saya hormati, segenap sanak kadang yang saya cintai,
Sunan Kudus membuka suara. Saya melarang saudara-saudara menyakiti apalagi
menyembelih sapi. Sebab di waktu saya masih kecil, saya pernah mengalami saat
yang berbahaya, hampir mati kehausan lalu seekor sapi datang menyusui saya,”
kata Sunan Kudus. Mendengar cerita tersebut para pemeluk agama Hindu
terkagum-kagum. Mereka menyangka Ja’far Sodiq itu adalah titisan Dewa Wisnu,
maka mereka bersedia mendengarkan ceramahnya. “Demi rasa hormat saya kepada
jenis hewan yang pernah menolong saya, maka dengan ini saya melarang penduduk
Kudus menyakiti atau menyembelih sapi,” ujarnya. Kontan para penduduk terpesona
atas kisah itu. Sunan Kudus melanjutkan, “Salah satu diantara surat-surat
Alquran yaitu surat yang kedua dinamakan Surat Sapi atau dalam bahasa Arabnya
Al-Baqarah,” kata Sunan Kudus. Masyarakat semakin tertarik. Mereka harus
sering-sering datang mendengarkan keterangan Sunan Kudus. Sesudah simpati itu
berhasil diraih akan lapanglah jalan untuk mengajak masyarakat berduyun-duyun
masuk agama Islam. Seperti diketahui, rakyat jawa banyak melakukan adat
istiadat yang aneh, yang kadang kala bertentangan dengan ajaran Islam,
misalnnya berkirim sesaji di kuburan untuk menunjukkan bela sungkawa atau
berduka cita atas meninggalnya salah seorang anggota keluarga, selamatan
neloni. Adat tersebut tidak ditentang secara keras oleh Sunan Kudus. Melainkan
diarahkan dalam bentuk Islami. Peninggalan lain dari Sunan Kudus adalah
permintaannya kepada masyarakat untuk tidak memotong hewan kurban sapi dalam
perayaan Idul Adha untuk menghormati masyarakat penganut agama Hindu dengan
mengganti kurban sapi dengan memotong kurban kerbau, pesan untuk memotong
kurban kerbau ini masih banyak ditaati oleh masyarakat Kudus hingga saat ini.
Riwayat lain menyatakan, Sunan Kudus juga termasuk salah seorang pujangga yang
berinisiatif mengarang cerita-cerita pendek yang berisi filsafat serta berjiwa
agama. Di antara buah ciptaannya yang terkenal, ialah Gending Maskumambang dan
Mijil.
Karya Sunan Kudus
Pada tahun 1530, Sunan Kudus mendirikan sebuah mesjid di
desa Kerjasan, Kota Kudus, yang kini terkenal dengan nama Masjid Agung Kudus
dan masih bertahan hingga sekarang. Sekarang Masjid Agung Kudus berada di
alun-alun kota Kudus Jawa Tengah. Peninggalan lain dari Sunan Kudus adalah
permintaannya kepada masyarakat untuk tidak memotong hewan kurban sapi dalam
perayaan Idul Adha untuk menghormati masyarakat penganut agama Hindu dengan
mengganti kurban sapi dengan memotong kurban kerbau, pesan untuk memotong
kurban kerbau ini masih banyak ditaati oleh masyarakat Kudus hingga saat ini.
Semoga kita semua termasuk golongan orang - orang yang Sholih Sholiha....Amiin..
0 comments:
Posting Komentar
kritik saran silahkan tinggalkan, kami dengan senang hati untuk memperbaiki